Koes Plus adalah sebuah grup musik Indonesia yang terkenal pada tahun 1970-an.
Lagu-lagu yang biasa mereka mainkan merupakan lagu yang sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara khas dari vokalis mereka ( Yon dan Yok).
Bahkan banyak dibawakan oleh penyanyi lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh “Lex's Trio” membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, “Cintamu T'lah” Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, “Manis dan Sayang” yang dibawakan oleh Kahitna. Sampai sekarang Koes Plus masih eksis walaupun tinggal 2 anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif ditambah musisi lain dari luar.
Tetapi kebanyakan mereka hanya menyanyikan lagu-lagu lama. Dalam suatu acara Mengenang Koes Plus di RCTI (sekitar tahun 1995), seseorang dari jajaran direksi Remaco bernama Eugene Timothy (yang banyak merekam lagu Koes Plus) menyatakan bahwa sampai sekarang tidak ada kelompok musik yang beat-beatnya seperti Koes Plus. Mungkin dia ingin mengatakan bahwa lagu-lagu Koes Plus yang sederhana itu iramanya gampang diikuti dan enak didengar.
Para penggemar Koes Plus harus menunggu-nunggu di depan TVRI (kala itu tidak ada TV Swasta) begitu mengetahui bahwa Koes Plus bakal tampil di acara televisi.
Perjalanan karir
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.
Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.
Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh lewat group Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”. Sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus. Seperti pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album termasuk album instrumentalia. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
Berikut adalah discography dari Koes Plus
1 1969 KOES PLUS VOLUME 1
2 1970 KOES PLUS VOLUME 2
3 1970 KOES PLUS VOLUME 3
4 1970 KOES PLUS VOLUME 4 BUNGA DI TEPI JALAN
5 1971 KOES PLUS VOLUME 5
6 1972 KOES PLUS VOLUME 6
7 1972 KOES PLUS VOLUME 7
8 1973 KOES PLUS VOLUME 8
9 1973 KOES PLUS VOLUME 9
10 1974 KOES PLUS VOLUME 10
11 1974 KOES PLUS VOLUME 11
12 1974 KOES PLUS VOLUME 12
13 1975 KOES PLUS VOLUME 13
14 1975 KOES PLUS VOLUME 14
15 1978 KOES PLUS 78 BERSAMA LAGI
16 1978 KOES PLUS 78 MELATI BIRU
17 1979 KOES PLUS 79 MELEPAS KERINDUAN
18 1979 KOES PLUS 79 BERJUMPA LAGI
19 1979 KOES PLUS 79 AKU DAN KEKASIHKU
20 1980 KOES PLUS 80 JERITAN HATIKU
21 1981 KOES PLUS 81 SEDERHANA BERSAMAMU
22 1981 KOES PLUS 81 ASMARA
23 1983 KOES PLUS 83 DADADADA
24 1983 KOES PLUS 84 PALAPA
25 1984 KOES PLUS 84 ANGIN SENJA & GELADAK HITAM
26 1987 KOES PLUS 87 CINTA DI BATAS KOTA
28 1973 KOES PLUS NATAL 1973
29 1974 KOES PLUS QASIDAH VOLUME 1
30 1974 KOES PLUS NATAL
31 1974 KOES PLUS THE BEST OF KOES
32 1974 KOES PLUS POP ANAK-ANAK VOLUME 1
33 1974 KOES PLUS ANOTHER SONG FOR YOU
34 1975 KOES PLUS SELALU DIHATIKU
35 1975 KOES PLUS POP ANAK-ANAK VOLUME 2
36 1976 KOES PLUS IN CONCERT
37 1976 KOES PLUS HISTORY OF KOES BROTHERS
38 1976 KOES PLUS IN HARD BEAT VOLUME 1
39 1976 KOES PLUS IN HARD BEAT VOLUME 2
40 1976 KOES PLUS IN FOLK SONG VOLUME 1
41 1981 KOES PLUS MEDLEY 13 TH KARYA KOES PLUS
42 1982 KOES PLUS 82 KOPERASI NUSANTARA
43 1983 KOES PLUS REARRANGE I & II
44 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM 1
45 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM 2
48 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 1
49 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 2
50 1975 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 3
51 1976 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 4
52 1978 KOES PLUS 78 POP MELAYU CUBIT CUBITAN
53 1979 KOES PLUS 79 POP MELAYU
54 1981 KOES PLUS 81 POP MELAYU OKE BOSS
55 1981 KOES PLUS MEDLEY DANGDUT 13 TH KARYA KOES PLUS
56 1985 KOES PLUS 85 GANJA KELABU
57 1987 KOES PLUS 87 LEMBAH DERITA
58 1974 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 1
59 1974 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 2
60 1975 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 3
61 1977 KOES PLUS POP JAWA VOLUME 4
62 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 1
63 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 2
64 1976 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 3
65 1982 KOES PLUS 81 POP KERONCONG
66 1976 KOES PLUS POP JAWA MELAYU
67 1974 KOES PLUS VOLUME 8 (INSTRUMENTAL)
68 1974 KOES PLUS VOLUME 9 (INSTRUMENTAL)
69 1974 KOES PLUS VOLUME 10 (INSTRUMENTAL)
70 1974 KOES PLUS VOLUME 11 (INSTRUMENTAL)
71 1976 KOES PLUS VOLUME 12 (INSTRUMENTAL)
72 1974 KOES PLUS THE BEST OF KOES (INSTRUMENTAL)
73 1974 KOES PLUS POP JAWA VOL 1 (INSTRUMENTAL)
74 1974 KOES PLUS POP JAWA VOL 2 (INSTRUMENTAL)
75 1974 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 1 (INSTRUMENTAL)
76 1975 KOES PLUS POP MELAYU VOLUME 2 (INSTRUMENTAL)
77 1974 KOES PLUS POP KERONCONG VOLUME 1 (INTRUMENTAL)
78 1984 KOES PLUS ALBUM NOSTALGIA PLATINUM
(INTRUMENTAL)
1 1962 KOES BERSAUDARA ANGIN LAUT (KUMPULAN SINGLE)
2 1965 KOES BERSAUDARA TO THE SO CALLED THE GUILTIES
3 1965 KOES BERSAUDARA JADIKAN AKU DOMBAMU
4 1977 KOES BERSAUDARA SERI PERDANA KEMBALI
5 1978 KOES BERSAUDARA VOLUME 2
6 1980 KOES BERSAUDARA 80 GLODOK PLAZA BIRU
7 1979 KOES BERSAUDARA BOLEH CINTA BOLEH BENCI
8 1986 KOES BERSAUDARA 86
9 1987 KOES BERSAUDARA 87 KAU DATANG LAGI
10 1987 KOES BERSAUDARA 87 BOSSAS
11 1987 KOES BERSAUDARA 87 POP ANAK ANAK
12 1977 KOES BERSAUDARA POP JAWA VOLUME 1
13 1987 KOES BERSAUDARA 87 POP JAWA
14 1977 KOES BERSAUDARA POP KERONCONG VOLUME 1
15 1977 KOES BERSAUDARA POP MELAYU
Read More...